Postingan

Menampilkan postingan dari 2011

Sorry,,

If I wanna be Wonder Woman. I try my best.. Sebenarnya ini hanyalah sebuah aduan tentang kenyataan yang terjadi di dunia perkuliahan (duh ileh,,kata-katanya). Menjalani semester lima dengan berbagai emosi, sekarang bosan. Entah mengapa lebih jarang masuk kuliah, terlebih ketika teman tidak lagi sependapat seperti dulu. Oke, mari kita akhiri. Semester depan tidak akan lagi satu kelompok. Sekali lagi aku bersikap kekanak-kanakkan. Tapi aku akan bersikap seperti itu ketika dia tidak mampu berbuat apa-apa lagi, pada akhirnya aku semua yang melakukan. Apa ini yang disebut kelompok hah ?  Berusaha yang terbaik dan terbaik. Seperti halnya melakukan untuk diriku sendiri, agar suatu saat nanti aku melakukan semua itu sendiri. Domo Arigatou, Bellisa ! You're my saviour, dari dulu sampai sekarang. Berpikir ada orang sesabar dan sesetia itu padaku. Dia tidak akan tertawa, ketika aku merasa jatuh. Dia bahkan selalu membuatku tersenyum. Hahaha.. thank miss Kyaaaaaaaaaaa.. Again and again, aku m

Tidak berubah

Masihkah ingat, semester lalu kawan ? Seharian menantang panas, demi sebuah berita yang sebenarnya menjadi syarat kelulusan sebuah mata kuliah. Tapi apa ? Semester lalu ya semester lalu. Plagiarisme merupakan tindakan curang yang harus dihindari oleh siapapun itu. Yang namanya plagiat, itu sama saja dengan pencuri, perampok kreativitas orang lain. Perlukah kita sebagai mahasiswa menghargai adanya kreativitas orang lain ? Jawabannya tentu saja. Bagaimana kita mampu dihargai apabila tulisan kita sendiri ternyata plagiat. Oke, beralih ke kehidupan kuliah yang pernah dialami. Untuk kesekalian kalinya, saya mengucapkan KECEWA. Pada siapa ? Kepada mereka yang belum menemukan siapa pelaku plagiat itu. Terus terang, iri hati merupakan tindakan yang kekanak-kanakkan, tapi adil merupakan sikap yang harus dilakukan di bidang apapun itu, khususnya pendidikan. Pembicaraan ini terlihat berputar-putar, maka akan dipersingkat saja.  Siapapun tahu bahwa plagiat itu tindakan yang buruk. Pelakunya pun

Terima kasih.

Mungkin inilah kata-kata yang paling layak aku berikan kepada kalian. Kalian sungguh luar biasa. -kepada seorang teman yang tak pernah membiarkanku berbicara sendiri- Dan, aku hanya bisa terdiam. Di sebuah kursi, ketika kelas belum dimulai. Masih sepi tidak ada seorang pun, hanya ada aku. Alunan musik yang aku dengar, kuperbesar volumenya sehingga tidak ada yang bisa mengganggu kesendirianku. Menutup mata, bahkan tak peduli siapapun yang datang ke kelas. Barangkali, ini adalah hal yang cukup biasa di kalangan mahasiswa. Tapi di  mana esensinya ? Seorang mahasiswa yang datang terlalu pagi atau ketidakpeduliannya. Mungkin, ketidakpedulian yang akan aku jelaskan di sini. Pagi itu, aku merasa tidak ada lagi hubungan dengan salah satu perkumpulan. Aku memutuskan menghindar (itu juga karena ketidakpedulianku). Sepertinya aku juga sudah tidak dianggap salah satu dari mereka. Entah kenapa, rasanya dulu aku begitu lekat dengan stigma-stigma yang selalu mereka katakan di depanku. Tapi sekarang

Moving On !!

Moshi moshi semester 5 !! Astaga udah nyampe semester lima aja. Rasanya baru kemarin aku merasakan panasnya upacara penerimaan mahasiswa baru di halaman GSP. Tentunya semester ini aku banyak berdoa, melihat semester kemarin yang anjlok banget nilainya gara-gara si doski. Well, bukan saatnya menyalahkan orang lain. Tidak ada yang memaksaku untuk masuk ke jurusan ilmu komunikasi. Bahkan kedua orang tuaku tidak menyangka akan mengijinkan anaknya meninggalkan dunia hitung menghitung. Tapi di luar itu semua, aku adalah mahasiswa angkatan tua yang sebentar lagi akan mengikuti KKN dan menulis skripsi. Oh tidak !! Sebelumnya, semester satu merupakan semester yang paling semangat dijalani. Sebagai semester perdana, jaman kuliah pertama kali pastilah menyenangkan. Teman-teman baru, tempat belajar yang baru dan suasana baru. Oke. Namun, semester tiga adalah semester yang paling menyenangkan. Tugas ngga banyak, dosennya menyenangkan, jam kuliah ngga nanggung. Mata kuliah yang dijalan
Ini bukanlah hal yang mudah. Berdiam di satu tempat yang sebenarnya sangat menyakitkan. Aku diam, sekali lagi. Berharap tidak ada seorang pun berbicara tentangku. Seringkali, aku mengalihkan perhatianku pada handphone, berharap semoga tatapan aneh itu tidak menderaku. Aku melihatnya, berjejer lengkap dengan masing-masing laptop, rokok dan kepulan asap. Tentu saja dengan tawa mereka yang memandangku aneh. "Eh, udah lama ngga kelihatan. Sekarang sibuk apa ?" Pertanyaan itu, selalu saja mereka tanyakan. Sebenarnya, aku ingin bilang "aku lelah". Istirahat sebentar dari berbagai kesibukan. Ibuku juga begitu, ia lelah bekerja untukku. Harus aku akui, aku begitu egois. Berusaha meniadakan tatapan itu, berusaha pergi dan lari, berusaha berhenti tanpa berkata apapun. Aku memang sangat egois, sangat egois. Itu sifat, tak bisa diubah. Pelan-pelan aku berusaha agar sifat itu menghilang dari diriku, tapi sampai saat ini apakah hilang ? Masih. Miris, aku melihat diriku se

Kamu !

Tahukah kamu ? Aku mulai sebal dengan sikapmu yang seperti anak-anak ?  Sok tahu dan membocorkan rahasia orang ? Jadi begini caramu ha ? Baik aku menghindar. Apa yang kamu rasakan ketika temanmu yang sama-sama berjuang tapi malah mendapatkan nilai yang lebih bagus ? Bagaimana perasaanmu ketika melihat temanmu bisa tertawa sedangkan engkau sendiri menangis ? Hei, aku bukan mengajarimu menjadi seorang pesimis. Tapi rasa tidak adil yang aku rasakan mungkin tidak pernah kamu bayangkan sebelumnya. Perjuangan yang kita hadapi ternyata dipandang sebelah mata oleh sang penguasa. Aku mengajarimu untuk tegar dalam tiap suasana. Bahkan aku mengajari mengambil sikap atas segala permasalahan yang kamu hadapi. AKu lebih dewasa, tapi kamu masih anak-anak. Belum mengerti bagaimana perasaan mencurangi dan dicurangi. Kau tahu bagaimana perasaanmu itu?? SAKIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIT !!!!!!!!!!!! Mungkin sedikit lebay. Tapi ini yang aku rasakan. Aku tidak pernah mengeluh di hadapanmu ka

LIBURAN !!!

Entah apa yang aku lakukan. Kebiasaan lama mulai muncul lagi. Yep, menulis cerpen menjadi kegiatan utama untuk mengisi liburanku. Semoga saja dari berbagai media yang aku tuju mau menerima cerpenku. Walau sebenarnya cerpenku aku anggap sebagai permulaanku untuk lanjut menuliskan novel. Doakan saja semoga keinginanku yang satu itu dapat terkabul. Minat membaca masyarakat aku akui memang kurang. Aku pun juga seperti itu, enggan menyentuh bacaan yang berat dan membutuhkan konsentrasi tinggi untuk membacanya. Aku lebih menyukai membaca cerpen ringan ketimbang harus mengikuti berita-berita yang membuat pembacanya mengernyitkan dahi. Serius, itu penting ketika seseorang mulai membangun ceritanya. Belum lagi dengan berusaha meningkatkan konflik dengan mencari permasalahan. Perlu perjuangann sendiri untuk mengungkapnya. Sekarang saatnya bagiku untuk memanfaatkan liburan. Kalau perlu setiap hari cerpen selalu ada, paling tidak satu judul cerpen yang kemudian tiap harinya dikirim ke media cetak.

Risiko !

Adalah hal yang paling menyebalkan ketika keinginan tidak menjadi kenyataan. Hei semester empat ! Ada apa denganmu ? Mengapa nilaiku sangat-sangat buruk ? Sudahlah, aku letih sekali. Aku berusaha yang terbaik, tapi kenapa ? Dosen memang memiliki kekuasaan yang tinggi. Sehingga aku tak boleh lega sedikit saja. Begitukah ? Usahaku = sia-sia ! Aku kehabisan kata-kata, menanggapi dosen satu itu yang macam dewa ! Mengapa kau tidak adil ha ? Pada seorang asdos mu itu. Dia tidak mengerjakan tugas kan ? Tapi mengapa nilainya lebih tinggi ? Aku bertanya kepadamu ! Aku kecewa, karena yang ada di pikiranku adalah profesionalitasmu. Bukan karena dia asdos maka nilainya sama sekali subjetif. Nilai yang kau berikan itu SANGAT TIDAK ADIL. Kepadaku yang selalu mengerjakan tugasmu. Kepadaku yang tak pernah terlambat mengumpulkan tugas. Tapi... Mengapa sama sekali engkau tak menghargainya ? Terima kasih telah membuat KHSku sangat buruk ! Bahkan seluruh daya dan upaya adalah hal yang aku lakukan. Sedangk

LAGI ??

Semester ini adalah SEMESTER YANG BIKIN EMOSI DAN NANGIS DARAH ! Astaga, aku sial banget dapat nilai jelek lagi dan lagi. Aku ngga tahu apa yang ada dalam pikiran dosen itu. Emosi tahu ! Aku ngga tahu harus bilang apa. Dosen yang satu susah untuk dihubungi. Dosen yang satu entah mau gimana aku aja bingung mau berkata apa ? Tuhan, tolong beri petunjuk mengapa nilaiku seperti ini ? Adakah kesalahan yang aku buat ? Wahai dosen yang saya hubungi, angkat dong teleponnya !! Tolong perhatianlah sedikit pada mahasiswamu satu ini yang tidak bersalah tapi kenapa dapet segitu nilainya, Aku ngga mau mengecewakan ibuku yang susah-susah mencari uang untukku kuliah. Memang benar, IP itu tidak memastikan keadaan mahasiswanya. "IP JELEK TIDAK SAMA DENGAN MAHASISWA YANG BODOH" Tapi, menghabiskan uang untuk tiga SKS dan itu mendapat nilai C adalah tidak berguna. Tahukah kamu ? Aku bersusah payah untuk kuliah tapi kenapa hanya dihargai segitu ? Sedangkan dia ? DIA MENDAPAT A !!  Kau tahu itu ? D

Japan !

Belum lama ini, mulai menggemari lagi dengan Jepang ! Well, dulu dengan Hana Yori Dango sekarang dengan Hana Kimi ! Belum lagi dengan Naruto yang dari awal ampe sekarang belum kelar nontonnya (sekarang diulang lagi di sebuah stasiun televisi swasta). Cerita yang dibangun oleh Hana Kimi sebenarnya sederhana, tidak rumit. Namun lucunya itu yang bisa membuat perut kenyang tertawa. Oke, mengenai Hana Kimi tidak akan lengkap tanpa menceritakan musik di dalamnya. Adalah Orange Range yang membuat aku menyukai lagu openingnya dengan judul Ikenai Taiyou. Di bawah ini adalah liriknya : Ikenai taiyou Na Na Chotto de ii kara misete kurenai ka Omae no sekushii feromon de ore mero mero Ah furechaisou demo ikenai no! Jojo ni kou naru kodou tomerarenai wa Kawasu kotoba no kioku tooku kuchimoto no ugoki ni yureugoku Nureta kami wo nadeta soshite Ah ABC tsuzukanai sonna n ja dame ja nai Datte kokoro no oku wa chigau n ja nai? Ore no seishun sonna mon ja nai atsuku oku de hatetai yo Kitto

Sungguh Tidak Adil !

Rasanya sungguh tidak adil ! Kita belum bertemu, tapi seribu makian sudah aku pendam dalam hati. Bisakah kau mengerti ? Aku ingin segera bertemu dan menyelesaikan ini, tapi.... Kenapa engkau sama sekali mengabaikannya ? Hei.. aku cuma seorang mahasiswa yang selalu belajar terhadap semua kesalahan dan berjuang hingga titik darah penghabisan. Walau harus sampai menangis darah akan kulakukan demi hasil yang baik. Tapi apa kau peduli ? Rasanya ini benar-benar tidak adil. Kepada seorang teman yang hanya ikut saja kerjaannya. Dan kepada teman yang dekat denganmu, profesionalah sedikit. DIA TIDAK SELALU MENGERJAKAN TUGASMU. Sedangkan aku, selalu mengerjakan tugasmu. Tapi kenapa dia memiliki nilai yang berbeda. Apakah ini hanya konspirasi semata ? Atau hanya kebetulan semata. Dia tidak mengerjakan tugasnya dengan baik. Yang paling penting adalah PLAGIARISME yang selama ini adalah suatu keharaman bagi civitas akademika. Buktinya ? Engkau memberikan nilai yang sangat bagus : adalah A- ! Su

KEPADA MEREKA YANG BERTANGGUNG JAWAB PADA NILAI

Dan bila ia melihat, biarkan ia membaca ini ! Buatmu mengerti kan ? Sekali lagi aku berterima kasih padaMu Tuhan, yang selalu melindungiku hingga akhir semester ini. Kepada seseorang yang sangat saya hormati, tapi tidak adil !! Kutahu. aku benar-benar kesal dengan nilai yang kau berikan. Kenapa ? Aku kurang apa ? Aku harus bagaimana ? Aaaaaaaaaaaaaaaaaaaarrrgh !!!! Aku menghindari kata-kata buruk. KAU TAHU PERJUANGANKU ITU DAHSYAT TAHU !! MENGERTIKAH KAU ?? Aku benar-benar kehabisan kata-kata. Nilaiku buruk, sangat buruk. Kau tahu, aku kalah dengan mereka yang tak mengerjakan tugas. Aku tak mau misuh, aku juga tak mau menangis. Tapi sayangnya, air mata sudah telanjur menetes ! Hei kau yan disebut penguasa? Kau tahu, amat berharga nilai yang kau berikan itu ! Bukan sekedar menulis di teka-teki silang ! Aku kalah dengan mereka yang tidak berjuang. Aku kalah dengan mereka yang bermodalkan datang dan duduk mengisi senggang. Tapi apakah kau mengerti ? SEMUA KEGIATANKU RUSAK HANYA

Si la vida la perdiera en un instante

Kalimat di atas di ambil dari lirik sebuah lagu yang berjudul Yo Te Amo dibawakan oleh Chayanne. "Jika hidup hilang dalam sekejap". Kehilangan orang yang disayang dan dicintai. Rasanya sangat menyakitkan. Apalagi kepergiannya yang mendadak. Bila sebuah surat mampu bercerita banyak, maka akan aku tulis. Bila sebuah kertas mampu mengungkapkan sesuatu, maka akan aku gambar. Bila sebuah nyanyian mampu meredakan sedihmu, maka akan aku nyanyikan. Ketika sebuah senandung menjadikannya lengkap, akan aku ciptakan. Terima kasih.   Semakin tidak berpikiran dan berakal ketika merasakan kehilangan. Dan siapapun tak mampu menjadi penghibur. Bahkan nyanyian pun akan terasa sengau dan tak bernada. Bisakah kau berhenti menangis ? Kehilangan itu pasti pernah dialami oleh semua orang, iya kan ? Lepaskan semua sedihmu, rasa sesalmu. Buat dirinya bangga dan sanggup melanjutkan perjalanannya. Kesedihan hanya akan menambah beban. Bisakah kau mendengar itu ?

Selamat Malam

Dan bila matahari telah menjauh dan pergi, berganti sang rembulan yang setia menanti. Ketika sepasang merpati sedang memadu kasih, sebuah cinta telah mereka raih. Terima kasih pada Sang Waktu yang memberikan kesempatan kepada saya untuk menikmati malam.  Lagi-lagi tulisanku menggambarkan kegalauan. Kenapa mesti galau ? Tugasnya kurang banyak ha ?? Preketek banget dah ama tugas. Aku menjumpaimu pagi itu. Dengan sebuah biola yang berada dalam tas besar yang melindunginya, tersandar di bagian punggungmu. Masih ingatkah kau denganku ? Ingin aku menyapamu pagi itu ? Tapi sepertinya biolamu ingin segera dimainkan dan aku pun berlalu. Aku tahu, wahai pemain cello bolehkah aku menyewamu untuk sehari ini saja. Berikan aku lagu yang berjudul Yo Te Amo dari Chayanne. Aku pernah mendengarkan lagu itu dengan iringan biola tapi aku yakin suara itu terlihat lebih bagus bila kau yang memainkannya. Sudah hampir 8 tahun kita tidak bertemu. Dan aku melihatmu, diam dan membisu. Bisakah kau ungkapkan sesua

Sayang Terlalu Sayang

Beginilah keadaan ketika UAS akan segera dimulai. Ngebut tugas, dari yang penting ampe yang paling gila. Dan ini emang keadannya. Disikapi positif itu pasti, tapi mau gimana ? Jawab ngga ada soal !! Setelah beberapa bulan menjalani semester 4 ini, aku merasa salah meluangkan waktu. Sambil mengerjakan proposal yang tidak hanya satu dan kalau boleh menulis 3 PROPOSAL yang harus dikumpul dan dipertanggungjawabkan !!! Ditemani dua lagu dari Anggun dan Super Junior di playlist winamp, aku merasa jenuh. Ujung-ujungnya main game di komputer. Bgeitu juga dengan tulisan ini yang lahir akibat kejenuhan. Andai bisa berteriak dan mengungkapkannya. "Wooooy, aku jenuh dengan tugas ini !! Kuliah kejam !! Bahkan aku ngga bisa main.. Aku menanti saat-saat libur. Menantikan aku harus jalan-jalan atau pulang ke kampung ayah.. Ingin sekali pergi ke pantai dan menceburkan diri ke dalamnya. Begitu aku merindukan saat-saat menyenangkan. Atau apalah itu !! Proposal, entah harus aku buat seperti apa. T

Lagi, sendiri, tak ingin pergi

Sepertinya aku menjadi serba salah. Terkadang aku tak bisa berkata apapun untuk menceritakan keadaan yang aku hadapi. Aku sedang sulit teman-teman, aku butuh bantuan. Aku ingin teriak seperti itu. Tapi......... aku mengacaukannya. Tak perlu kuceritakan, aku lebih berusaha sendiri. Maaf, sekali lagi aku berkata seperti itu. Atau mungkin kalian telah jenuh mendengar kata maafku ? Lalu aku harus bagaimana ? Membiarkan, tapi tidak sanggup. Diam saja sepertinya terkesan antipati. Aku sedih, benar-benar sedih. Hal ini sama saja dengan menghancurkanku seperti semester kemarin. Lain lagi dengan teman saya satu ini, udah dibantuin tapi sama sekali ngga ngerti. Lain kali, aku bener-bener ngga bakalan ngasih tahu. Dulu kita emang deket, tapi aku nyadar kalo aku tu emang nyusahin banget. Tapi asal tahu aja, aku ngajak itu karena aku perhatian dengan teman satu ini. Namun sayangnya, "koncoku ki pancen asu tenan og!" Tidak menyadari kalo aku sering diam di hadapannya. Emang aku wedi kar

Aaaaaaaaaaaaaaaaarrgh !!

Emosi, yang sangat aku rasakan. Well, kekalahan memang menyakitkan.. Sedih karena perjuangan yang telah dilakukan adalah sia-sia. Selama ini, aku mengakui, kecintaanku pada salah satu klub besar di dunia yaitu Manchester United sangat besar. Berawal dari kedatangan CR7 ke Old Trafford (Markas MU yang sangat ingin kudatangi). Aku mulai terkesan dengan permainan yang diterapkan  oleh mereka. Cepat dan konsisten terhadap pertahanan. Tapi setelah CR7 pergi, entah mengapa MU seperti kehilangan tajinya. Aku hanya merasa sebenarnya langkah menjadi juara merupakan langkah mereka selanjutnya, tapi... KALAH ! Adalah suatu kesalahan besar ketika mengalami kekalahan. Aku yang awalnya cuek tiba-tiba langsung sakit hati menerima keadaan itu. Kalah sepertinya sebuah aib yang seharusnya tidak pernah terjadi. Aku merasa sangat sedih, rasanya ingin menangis. Tapi orang selalu menganggap itu Lebay, padahal itu  merupakan bukti bahwa aku sangat mencintai MU.. Jadi semakin menyadari bahwa perjuangan yang d

Maaf !

Maaf, bila kata itu menyinggungmu. Maaf, bila aku memang berbuat salah. "Kata-kataku menyakitkan ya?" Tapi aku pantas berbuat itu kan padamu? Aku pantas kan berkata itu padamu ? Tapi rasanya kau telah menjauh sejak aku berucap itu.. Sedih, mungkin aku kehilangan orang yang selalu membuat orang lain tersenyum dan aku yang menderita. Sakit hati sih awalnya, tapi aku anggap itu lucu juga. Ya ampun, aku menyakitimu !! Lalu aku harus berbuat apa? Minta maaf ? Lucu banget, cuma aku kok yang ngrasa. Bukan situ, ya kan? Tapi aku tidak salah kan ? Aku ingin sekali pura-pura ngga tahu. Tapi............. Rasanya posting yang satu ini galau banget. Serius. Aku minta maaf kalau bikin sakit hati. Aku minta maaf kalo aku bersikap beda sama kamu. Yah ada perbedaan ketika aku menggunakan kata "kamu" dan "kowe". Aku merasa punya batas sendiri ketika menggunakan dua kata itu. Dan ya, yang aku tahu aku selalu menggunakan kata kedua itu untuk memanggilmu. Well, dan kamu

Sibuk ? Selalu !

Perhatianku mulai menjauh dari kehidupan alam liar. Entah, sepertinya aku memang tidak berjodoh dengan semester ini. Merindukan saat-saat seperti main bersama. Foto bersama. Kali ini, aku tidak merasakannya lagi. Aku egois ya ? Tapi aku yakin, jika kalian berada di posisiku, kalian akan melakukan hal yang sama. Sadar atau tidak, aku merasa "meninggalkan" mereka begitu saja. Dalam artian, aku mengungsi dengan jumlah tugas yang tak terbendung lagi. Ingin menangis sekeras-kerasnya, aku benci dengan semester ini yang mengekangku kuat seperti narapidana di penjara. Seperti terdakwa yang tereksekusi mati. Llulus tidak ya semester ini ?? Aku mulai pesimis lagi. Kapan aku bisa lagi bermain bersama kalian ? Ingin rasanya belajar IMPK lagi, conturing lagi, cari titik ikat lagi. Kapan ? Apakah aku bisa menghindari itu semua ? Kata seorang teman, "Bisa sih, kamu ikut main sama mereka. Tapi risikonya kamu tanggung sendiri ya (bisa-bisa ga ngumpulin tugas karena nyari berita setiap m

Lebih Baik Diam dan Tutup Mulutmu

Dan lagi-lagi ngegalau bersama lagu-lagu Kotak. Band satu ini menjadi salah satu nama band yang masuk ke daftar laguku. Terluka, itu judulnya. Apakah aku terluka ? "Jangan pernah lemah ngadepin cowok," ucap seorang teman. Yah, aku tak ingin kecewa lagi. Lebih sering lagi aku mendengar kicauan teman akibat putus dengan cowoknya atau lagi marahan. Tapi sekali lagi,aku tidak antipati dengan mereka. Yah, mereka memang beda dengan wanita yang secara tipikal fisik, psikis maupun tingkah lakunya. Lagi-lagi curhat mata kuliah. Well, sepertinya kata-kata Kotak memang benar.  Aku suka diam. Tapi itu sekali lagi bukan sifatku yang sebenarnya. Itu semua karena kata-kata di atas. Benar-benar aku lebih baik diam bila memang sedang bete ataupun badmood. Aku tak suka dengan anggapan mereka yang berkata. "Hei, kamu terlalu menutup diri." Benarkah ? Mungkin juga, tapi sekali lagi menyukai diam itu. Istilah diam itu eman tampaknya berperan besar dalam hidupku. Kadang aku mendapat insp

Rindu Pada Pelangi

Gambar
Bila pelangi akan datang setelah hujan, maka aku berharap hujan datang saat ini. Entah mengapa curhat kepada teman serasa basi ketika bahan pembicaraan sudah seringkali terucap. Maaf, kali ini harus mengadu. Pada asebuah batu yang tak pernah memberikan ketenangan. Pada sebuah pohon yang tak pernah memberikan senyuman. Pelangi, bisakah kau menepati janji ? Ketika hujan, bisakah kau datang ? Rindu pada pelangi. Puncak terganggunya jiwa saya dengan munculnya gambar-gambar saya di samping ini.. Emosi dengan semuanya.. Mungkin ? Bila bertanya ada jawabnya, maka harus aku apakan stres ini ? Semuanya tidak mengerti. Aku ingin menutup diri dan tetap menunggu pelangi setelah hujan. Ketika pelangi datang aku hanya bisa tersenyum dan berharap ia datang kembali dan memberiku senyuman lagi.  Aku merindukan pelangi yang bisa membawaku ke alam lagi. Tersenyum lagi pada alam dan tak berhenti meski hari tetap gelap. Bisakah aku bosan pada pelangi ? Mungkin. Tapi tidak untuk saat ini. Aku benar-be

Berbuat seperti ini ?

Sekilas doaku padaMu, Tuhan. Aku berharap bisa super seperti Engkau. Bahkan aku bisa melakukan semuanya sendiri meski waktu tak mampu mencukupi. Tuhan, maafkan aku bila melakukan hal ini. Bukan maksudku meniadakan mereka dalam hidupku. Tapi aku memilih prioritas utamaku ini, kuliah dan lulus cepat. Tuhan, mungkin aku telah beberapa kali ini mengucapkan ingin lulus cepat. Aku ingin menggunakan toga secepatnya Tuhan. Kini, aku meninggalkan mereka karena keegoisanku Tuhan. Maaf, mungkin hanya itu yang bisa aku ucapkan. Aku kecewa dengan diriku sendiri karena tidak bisa membagi waktu dengan baik. Mulai emosi dengan teman sendiri. Mulai tidak percaya dengan apa yang disebut TEMAN.  Hah, aku belum ingin menyerah. Aku masih ingin berusaha lebih baik. Dan semuanya, jangan berubah. Bertahan demi kesenangan sepihak. Rasanya ingin mati saja. Tidak tahan dengan semua yang ada. Si A pengennya kaya gini, si B malah ingin sebaliknya. Lalu harus kupilih siapa ? Keluarga yang satu ini atau keluarga yan

Yang Bisa dan Luar Biasa

Gambar
Terbuka namun terabaikan. Ketika mengikis adalah hal yang paling perih dan menghina adalah hal yang paling menyakitkan. Sekali tidak berarti. Dua kali tidak sampai ke hati. Ketiga kali terlalu berkeras hati bila tak mendengar apa yang mereka katakan. Selamat Anda egois ! Selamat datang ! Dan bila semua telah kembali ke awal, aku merindukan pelangi yang membawaku ke masa emas. Tak kusangka aku merindukan saat-saat itu. Tapi semuanya tidak peduli. Aku kalah perang. Aku menyayangi mereka karena mereka menghargaiku, saat itu. Tapi kini, apakah iya? Lupakan, aku benar-benar seorang pecundang. Aku tak mampu berbuat sesuatu seperti apa yang mereka katakan. Rasanya benar-benar sedih. Hancur semua berkeping-keping. Ingin rasanya menjerit, menghapuskan semua beban. Berdiri dengan tegak dan melakukan apa yang ku bisa. Tapi hasilnya malah menjadi cemoohan mereka. AKU BENCI DENGAN ANGGAPAN EGOIS ITU !! Bisakah kalian menghilangkan stigma itu?? Aku benar-benar sakit hati..

para penikmat jalan

Mereka yang hanya bernyanyi.. Mereka yang hanya meminta belas kasih. Aku tahu mereka sadar, pelangi akan selalu hadir ketika hujan berhenti. Bahkan nyanyian mereka terdengar sengau dan tak bertenaga. "Tuhan itu Maha Adil", ucap seorang pengemis di pinggiran Gedung Agung. Ia mengerti bahwa Tuhan itu tidak tidur. Di sela-sela perbincangan, ia terus mengucapkan bahwa Tuhan selalu melindunginya. Sekilas, aku tak mempercayainya. Jaman sekarang tiap orang bisa akting dan berlagak seperti orang yang beragama. Tapi entah mengapa aku hanya bisa menelan ludah, berbisik dan seakan menyerah. Cukup. Penderitaan ini tiada akhir. Anak itu harus sekolah, walaupun seorang ibu harus jauh dari anaknya. Aku menyadari posisiku kurang sepadan untuk mengatakan seperti itu. Aku butuh ruang, butuh kebebasan untuk melakukan hal yang tepat. Tapi, dia tidak menyerah. Aku berkatan, "Sudah. Tidak ada pertanyaan lagi." Sayangnya, kebosanan tidak menjangkitinya. Aku bisa saja langsung perg

pergi sepi

Dan terhenyak kembali pada sebuah sapaan hangat, wiwid. Ketika perlahan kami berjanji untuk tetap berada pada perahu yang sama. Tak sampai hatikah ketika satu orang mengorbankan hidupnya demi teman-temannya? Perjuangan merupakan hal yang bisa dilakukan saat ini. Mengais mimpi yang telah bercecer pada kehidupan yang lalu. Aku punya mimpi, dan harus aku wujudkan sesegera mungkin. Ingin sekali merasakan wisuda di bulan Agustus. Yang berdekatan dengan tanggal lahirku. Rasanya bangga ketika akan menerima status menjadi seorang sarjana. 3,5 tahun bukanlah waktu yang cepat. Aku mengusir sejuta harapan ingin main, ingin pergi, proker belum dilaksanakan bahkan. Aku menyesal tak mampu membagi waktu dengan benar. Aku merasa menjadi kupu-kupu akhir-akhir ini. Ingat, kali ini aku mengusir sepi. Aku lakukan dengan perjuanganku sendiri. Aku mengerti jika kalian tidak mengerti, marah, kecewa, bahkan akan mengeluarkanku. Lakukan saja !! Hingga suatu saat nanti kalian akan mengerti bahwa aku berjuan

terkadang buat emosi jiwa

Suatu kali temanku berkata, jenuh dengan semua tugas. Tentu itu tak perlu dibahas lagi. Berapa waktuku yang terbuang percuma dengan semua tugas yang tak ada habisnya. Iri dengan orang lain yang memiliki keseloan tingkat tinggi. Sedangkan aku di sini, meringkuk dengan tugas yang teramat banyak. Mereka pikir gampang, mereka pikir aku yang tidak bisa mengatur waktu. Idiologi ? Hah buang saja idiologi? Doktrin ? Apa itu doktrin, aku sama sekali memilih jalan yang satu ini. Terima kasih atas ucapan mereka, Terima kasih atas dorongan yang bersifat negatif itu. Uuh, mereka selo sekali, dan terlebih lagi ada faktor lain yang membuat mereka mampu melakukan hal itu. Enyahlah, kadang aku sendiri merasa emosi jiwa. Temanku juga berkata seperti itu.

Elang Perak

Pertanyaan yang muncul di benak pembaca adalah maksud dari elang perak itu apa? Sejenis hewan yang berwarna perak atau namanya yang perak. Aku hanya mengumpamakan saja bahwa elang perak itu adalah burung yang sempurna. Kuat dan menjadi penguasa langit. Bulunya yang perak mampu menggantikan berlian yang kilaunya berpencar di angkasa. Tatapannya tajam dan seperti membunuh mangsanya. Pahlawan langit yang memberikan cahaya lewat kilauan bulunya. Tapi entah apakah hewan itu ada, sempurna dan tak terkalahkan. Namun sayangnya, manusia yang tertarik pada kecantikan dan pesonanya. Elang perak, banyak manusia yang akan memburumu.. Tak ada hubungannya dengan tulisanku, elang perak tetap mempesona. Saya baru tahu dan mereka pun menyadari. Begitu enggannya aku ke sana, bukan karena masalah hantu yang kulihat. Tapi.. aku membutuhkan waktu untuk menyelesaikan tugasku. Aku tidak mempermasalahkan stigma yang kalian sematkan padaku tapi aku hanya ingin kalian mengerti. Ya,beberapa kali aku melih

waktu, entah kapan

Perlahan tapi pasti, kini aku hampir menyelesaikan semester 4 (dengan lelah dan menumpuknya tugas). Tantangan dan juga semangat, aku rasa masih tersisa dan belum juga mencapai kata selesai ! Bahkan tahun 2011 ini juga berjalan menuju tahun ke 2 aku bersama kawan-kawan RLKK (Rinai Lembah Kali Kuning) dalam keanggotaannya bersama KPALH Setrajana. Usaha yang tidak sia-sia ketika berjuang bersama, aku tekankan sekali lagi “Berjuang Bersama”. Tidak dapat kupungkiri bahwa aku sempat merasa jenuh bahwa semua ini telah meringkuk di pundak, segala beban dan juga rencana-rencana yang entah kapan terlaksana. Begitu semuanya menjadi sebuah pertanyaan besar “Apakah aku berkompeten untuk melakukan ini ?” Ketika semua sibuk juga dengan pertanyaan masing-masing begitu juga denganku, maka dengan optimis aku ucapkan ”Entah” bahkan ”Biarkan waktu”. Tapi bagi yang lain itu semua hanya omong kosong, ketika sebuah jarum jam menunjukkan angka keterpurukkan atau bahkan lebih

Kejutan Yang Gagal (Ups!!)

Gambar
Bean’s Day !! Yeah, ulang tahun Bean a.k.a Ignatia Bintang pun akhirnya kami rayakan. Aku, Devi dan Raras berusaha memberikan kejutan kecil untuk teman dan sahabat kami Ignatia Bintang. Memang agak terlambat (udah telat banget kaliiiiiii...) mengingat teman kami satu itu berulang tahun tanggal 24 November dan saat itu tengah sibuk-sibuknya kuliah, hehe. Ya paling tidak kue tart warna putih berhiaskan bunga mawar telah berhasil kami sajikan untuk kado ulang tahunnya.   Kue yang sederhana ini, kami berikan sebagai tanda kasih kami untuk Ignatia Bintang yang telah berusia 19 tahun (Well, muda amat ya?? hahaha). Yang pasti kejutan yang agak krik-krik dan aneh itu membuat kami lega bisa membuat Bintang menunggu di G*?$-(! Mall selama 1 jam lebih (Hahaha, jahat banget!). Jadi kronologi kejutan seperti ini, aku dan Dev membeli kue dan menyiapkan hiasan-hiasan di rumah. Selama itu, Bean kami suruh untuk datang ke G*?$