Postingan

Menampilkan postingan dari April, 2011

tulisan yang didedikasikan bagi mereka yang peduli..

Mungkin bila membaca judul yang tertulis akan merasa janggal. Tentu mereka yang peduli dan penasaran akan membaca tulisan ini. Aku lelah bermain-main. Kali ini aku tegaskan untuk berhenti. Aku memutuskan untuk mengambil langkah yang bijak di semester selanjutnya. Hei kamu yang egois, selama ini aku lelah mengikuti perintahmu! Hei kamu yang santai, bisakah kamu sedikit antusias dengan tugas yang kita buat? Rasanya pertanyaan itu harus aku telan sendiri. Upaya bodohku untuk menggugah mereka rupanya hanya akan jadi isapan jempol. Oke, rasanya hanya aku yang berusaha sendiri. Kelompok itu bukan berarti 1 orang bukan? Tapi lebih dari satu. Namun sayang, kata kelompok itu tidak berpengaruh padaku. Mereka yang disebut kelompok, atau apalah itu Fuck! Damn! Aku menjadi parno sendiri terhadap tugas yang tinggal menunggu waktu saja. Seperti bom waktu yang suatu saat akan meledak. Yep, aku seperti itu, ibaratnya bom waktu itu adalah psikis yang dialami. Oh Tuhan berikan kesempatan pa

Anyone?

Aku tahu, sangat butuh seseorang yang bisa membantuku. Sahabat? Sayang sekali aku tidak punya. Mereka hanya membutuhkan di saat perlu saja! Egois,kalau aku bilang. Marah pada mereka, pasti ! Aku berharap, kelompokku kompak. Tapi nyatanya tidak sama sekali. Hancurkan saja tugas ini, tapi sama sekali kalian tidak peduli. Huft, aku berharap bisa lulus cepat! dengan segalanya yang aku lakukan. Aku lakukan yang terbaik. Benar-benar sudah aku lakukan. Tapi apa? tidak ada yang peduli. Sedih sekali ini. benar-benar, tak ada harapan. Aku menyerah kalah ! Pada perang yang melawan teman-temanku sendiri! Mereka tidak mengerti. Yang aku lakukan adalah yang terbaik. Sedangkan mereka, terlalu santai. Hanya berharap pada waktu agar jalannya melambat. Selain itu berusaha memohon bantuanNya. aku butuh keajaiban kecil dalam studiku. Tuhan, aku sadar. Bahwa bantuan yang terbaik adalah dariMu. Tidak perlu menunggu karena hanya dariMu aku bersyukur. Tugas, tak perlu ditakuti. Karena Engkau

berjuang sendiri !

Kini, mengertilah! Aku berjuang sendiri! Tanpa siapapun. Tugas yang ini dan itu membuatku harus berkutat sendiri. Mana itu teman! Preketek kabeh! Aku berusaha sendiri, sedangkan kalian santai! Apalah itu? enaknya menggantungkan tugas pada orang lain. Hah! Aku marah! Kalian nggampangke, kalau ga dikerjain kalian dengan enaknya baru tanya. Hash, opo kuwi? Jujur, emosi. Aku juga punya tugas lain yang harus dikerjakan. Sakit hati, melihat keadaan tidak berpihak padaku. Aku mulai bersikap tegas, akhir-akhir ini. Pada nggak mikir,ya udah tinggal! Aku mulai dengan prioritas utama, kuliah ! Jangan salahkan aku bila memilih yang itu. Itu adalah tujuanku untuk belajar dari TK sampai SMA. Sedih sekali, banyak yang tidak mengerti. Aku sadar, selama ini mereka atau siapapun tidak mengerti. ayolah, segalanya aku perjuangkan sendiri. Tapi sebegitu hebatnya kalian mengatakan egois ! Right, aku salah! Aku sama sekali tidak pernah menyesal. Aku berpikir bagaimana caranya agar mampu mengata

entah,sulit dikatakan!

Kali ini, aku mengeluh. Untuk kesekian kali. Tapi kali ini bercampur dengan tugas kuliah. Aku tidak tahu, otakku tidak bisa dibagi dengan yang lain.. Rasanya lelah mengeluh terus! Capek, Sepertinya semester inilah yang terberat! Gemas,pada semuanya. Ingin berteriak, hei aku sudah lelah! Bisakah kalian mengerti? Aku menyerah, kalah! Sakit pun menerjang! Lalu, siapa yang disalahkan? Aku lagi karena tidak bisa menjaga kesehatanku. Padahal, makan sama sekali tidak teratur. Wahai tugas, mengapa engkau sangat menyiksaku. Wahai siapapun yang menggangguku, bisakah kalian menyingkir sebentar? Aku egois kali ini, aku minta tolong. Siapapun! Untuk masalah ini, tidak ada yang bisa membantu kan? Karena lagi-lagi, ini menjadi urusan pribadi. Aku tidak bisa membantu dan kalian juga. Jadi impas bukan? Doktrin, entahlah dengan doktrin yang ada. Aku tak ingin membuat ibuku senam jantung. Benar kan? Aku tak mau ibuku sakit ! Aku berjuang sendirian, lagi-lagi! Semua lagi-lagi. Aku b

menikmati deras!

Entah suatu saat nanti saya menjadi apa, melihat tugas yang berat ini! Sekali lagi,cita-cita saya bukan menjadi jurnalis ! lalu, tugas ini akan diapakan? membuat agar IP bagus? atau hanya sekedar indeks prestasi? aku tak mau seperti itu. makul yang diambil rasanya percuma. Bukan mauku mengambil mata kuliah itu. Tiga makul tersebut bukan mauku! Itu karena sistem. Kalau begitu, salahkan sistem? Hah, aku yakin mereka semua tidaklah berarti. Mereka tidak mengerti, aku salah menyadari! Selalu mengeluh, selalu saja mengeluh! Hei tugas, amat berat sekali ini. Bolehkah aku tidak mengerjakan tugas? aku tidak mau karena tugas itu sulit. Bagaimana dengan peristiwa yang terjadi sebelum hari H pengumpulan? Terus terang, aku tidak tahu harus meliput apa. Sedih sekali. Hal itu berjalan sia-sia, ilmu yang didapat hanyalah seputar keluhan. Aku tidak mengerti apa yang dilakukan. Aku benci dia! Dia tidak mampu memberikan ilmunya dengan baik pada anak didiknya.. Rasanya ingin membunuh

itu benar, kan?

Saatnya bernyanyi, untuk diri sendiri. Mungkin hanya itu yang bisa dilakukan. Sejenak, aku menyadari bahwa hanya akulah yang tidak berbuat sesuatu. Aku hanya diam. Begitu kata mereka. Jangan pernah berkata tidak! Karena itu benar, bukan begitu? Aku sadar, aku memang tidak bisa berbuat sesuatu. Dan berdoa agar mereka tahu dan mengerti. Tapi sayangnya, tidak! Mereka tidak mengerti sama sekali. Oke, aku salah. Itu faktanya dan sama sekali bukan itu maksudku. Sekali lagi aku mengerti mereka beranggapan seperti itu. Tapi diam bukan berarti tidak berbuat sesuatu. Aku punya sikap tersendiri dalam masalah tersendiri. Aku mengerti mereka beranggapan aku tidak melakukan sesuatu. Entah aku harus berbuat apa. Aku salah, begitu bukan? Maaf,saudaraku ! Aku tidak bisa membantu.

lagi dan lagi

maaf, kali ini maaf. Mungkin kejenuhan akan menghinggapi siapapun yang membaca blog ini, dan oleh karena itu saya minta maaf. Lagi-lagi aku menangis. Aku begitu sayang pada ibuku, kepadanya aku akan selalu menyayanginya. Aku lelah, benar-benar lelah dan butuh dukunganmu ibu. Aku sedih, ibu kali ini tidak mengerti. Lagi dan lagi,aku menjadi orang yang serba salah. Bisakah aku menghindarimu ibu? Keluhan demi keluhan, begitu yang aku rasakan. Entah sampai kapan..

Dengar !

Setidaknya masih ada yang mengerti, kamar bisakah engkau membersihkan dirimu sendiri?? Kubiarkan berbagai sampah di dalamnya. Bahkan debu yang bergerombol bagai gula-gula kapas menjadi hiasan langit-langitnya. Aku tahu, kamar tak pernah mengeluh. Bahkan kejorokkanku pun terlihat dari suasananya. Yah, hanya kamar yang mau dengar. Aku kecewa,marah, bahkan menangis di dalamnya. Aku mengutuk siapapun, hanya kamar yang mau dengar. Hentikan ! Stop menangis, aku lelah mendengarnya. Mungkin hal itu yang akan diungkapkannya. Aku menjadi diriku sendiri ketika berada dalam naungannya. Menjalani setengah hariku juga berada dalam pelukannya. Aku pun tega meninggalkannya berhari-hari untuk berkegiatan di alam. Hanya dia yang mau dengar. Aku merasa jika kamar adalah manusia,mungkin dia lelah mendengarku. Lelah memberiku ruang untuk tidur. Aku momok baginya. Bahkan dia pun akan segera pergi meninggalkanku. Khawatir pada diriku sendiri. Khawatir akan rasa sakit yang sekarang menimpaku

Mereka Tidak Mendengar !!

Sore itu, stasiun Lempuyangan. Aku menunggu,sesuatu yang tidak pasti ! Berhenti menatapku dengan pandangan seperti itu! Mereka, tidak henti-hentinya bernyanyi. Entah, aku merasa kalah pada suasana. Tidak ingin mendengar maupun bercerita. Aku lelah menangis, aku juga lelah memarahi siapapun di sekitarku. Tapi sekali lagi, mereka tidak mau dengar! Oke, sembari aku melamun menuju mimpi, mereka lagi-lagi datang dan menyelinap dalam lamunanku. Aku tahu, konsentrasiku amat buruk. Aku ingin berkata, "Hei, aku lelah ! Bisakah gantikan aku sebentar?" Mereka tertawa, mereka tidak mendengar! Aku merana, bebanku tidak hanya satu. Berat, kalau perlu aku banting semua. Pikiran hanya fokus pada satu hal. Egoiskah aku? Pasti, jawabannya adalah iya. Rasanya ingin tertawa,tapi mereka tidak mengijinkan! Oh, God! Please, help me ! I can't do this ! Janji, buang janji itu. Mereka tidak mau peduli. Hanya aku sendiri yang mau menyelesaikan masalahku. Siapa lagi? Andai di dun

hei kamu! Aku menuliskan ini untukmu!

15 menit yang lalu saya tersadar dari lamunan saya tentang kejadian-kejadian yang dialami. Sebenarnya saya tidak ingin menceritakan hal ini. Satu kata yang saya punya, LELAH ! Entah sejak kapan kamu berubah,sejak kapan bersikap aneh? Ingin memunculkan jati diri? Hei kamu,saya tidak pernah mengerti apa yang terjadi. Pantas saja saya memasang muka seperti itu. Berhentilah bermain-main ! Jangan anggap,saya tidak tahu apa-apa. Memori tahun itu,hanyalah memori yang ingin saya akhiri. Well,tahun itu tetap saya cari hingga saat ini. Kepada sang Dunia, saya berusaha mencari dan mengenalmu dengan mataku. Saya mencoba untuk itu, bahkan berusaha. Tetapi mengapa Dunia berpaling? Merasa salah.. apa yang terjadi? Katakan lagi, ingin kumengerti maksudnya. Bicara lagi dan bukan hanya diam. Berterus terang pada pelangi bila harus tersenyum ketika dia datang. Tersenyum ketika dia menghias langit, dan tersenyum ketika warnanya memudar dan tahu bahwa dia akan pergi. Hei kamu, saya lelah

semua yang aku ikuti dan harapkan

sepertinya perkara itu mudah, maka lupakan saja! Tidak! Tidak seperti itu. Aku tidak semudah itu memudahkan semua masalah yang ada. Bukan menggampangkannya,tapi paling tidak semua harus dipikir secara rinci. Baik buruknya,risiko dan apa yang harus dihadapi. Entah,aku berpikir bukan mereka. Bukan juga kamu,dia atau siapapun. Saya membicarakan diri saya sendiri.. Hahaha.. tidak mungkin. Berpikir lebih pada apa yang saya ikuti dan harapkan. Sepertinya saya mulai menyebalkan. Saya tidak hentinya keluar dari bentuk apapun itu. Tapi sepertinya lagi-lagi saya menyebalkan. Oke,kesalahpahaman! Right,saya selalu salah! Tapi saya berusaha untuk melakukannya dengan benar. Tapi entahlah, yang saya ikuti dan yang saya harapkan ternyata berlawanan. Jangan ! Kali ini saya tidak tahu harus berbuat apa. Atau dibalik saja, saya berbuat salah agar dikatakan benar! Yah,mungkin saja seperti itu. Tapi jangan-jangan apapun yang saya lakukan tetap salah! Berarti apapun yang saya lakukan

Happy Easter !

Yap,selesai sudah rangkaian paskah tahun ini. Selamat Paskah bagi yang merayakan. Tahun lalu begitu teringat ketika menjalani rangkaian Paskah dengan kondisi sakit. Ya,waktu itu kakiku harus digips. Betapa lelahnya berjalan menggunakan krug,belum lagi melewati jalan sempit antara baris tempat duduk. Sakit,antara linu dan pegel. Berat juga rupanya. Aku harus menumpu kakiku dengan kekuatan tanganku. Ibu bahkan menyuruhku untuk tidak ikut misa,karena keadaanku yang sulit itu. Selain itu,ayah yang juga seorang prodiakon (petugas di gereja,terutama saat misa yang membantu pastur membagikan hosti). Ayah tentu saja mampu "mengirimiku". Tapi aku tidak ingin seperti itu. Aku masih bisa berdiri dan berjalan. dan yang paling penting "Aku tidak lemah" seperti yang mereka katakan. Aku tidak tahu mengapa menuliskan hal ini. Bukan ingin menampakkan sakit yang aku rasakan. Tapi demi Tuhan,saya masih bisa berjalan dengan tongkat yang saya miliki. Aku masih berjuang,terutam

Bumi,tidak muda lagi !

pukul 9.00 kegiatan di mulai.. panas matahari yang menyengat tidak menggetarkan langkah untuk menghargai bumi.. Yep,tepat! tanggal 22 April diperingati sebagai hari bumi. Lalu apa yang kamu lakukan untuk bumimu? "Matikan mesin kendaraan,hingga detik ke-20," teriak salah satu dari kami. Dalam memperingati hari bumi,kami melakukan aksi peduli bumi dengan mengajak pengendara kendaraan untuk mematikan mesinnya.. Tentunya mereka yang mengendarai motor,mobil,dan lain-lain. Dengan mematikan mesin diharapkan bisa mengurangi polusi dan emisi karbon. Mereka yang menghargai bumi tentu saja harus melakukan sesuatu untuk bumi, mematikan mesin saat lampu merah misalnya. Kegiatan yang kami lakukan berlangsung sekitar 2 jam.. Panas matahari yang menyengat membuat tenaga cepat terkuras. Belum lagi asap kendaraan yang menggumpal di udara. Faktanya, di antara mereka yang berlalu-lalang di KM 0,masih banyak yang menyalakan mesin. Namun,tidak sedikit juga mereka yang mematikan mesin,

Kartini saat ini, dialah ibuku !

hari ini tepat tanggal 21 April 2011.. Hari Kartini.. Dalam hidup saya,ibu adalah seorang Kartini sejati.. this is for you, my mom.. 19 tahun yang lalu, ibu mengandungku.. usahanya yang begitu besar melahirkanku.. upayanya yang kuat membesarkanku hingga sekarang ini.. aku tahu,ibu berat menjalani hari ketika diriku sakit, yang paling aku ingat saat aku opname di rumah sakit saat demam berdarah.. Ibu dengan setia mendampingiku. Terutama saat aku harus menjalani beberapa kali suntik untuk diambil darahnya. Belum lagi saat kakiku sakit,saat aku harus menggunakan krug untuk berjalan,Ibu begitu setia mendampingiku terlebih menjalani Paskah.. aku tahu,ibu berusaha menyenangkan anak-anaknya dengan memberikan es krim, atau apalah itu yang membuat kami tersenyum.. Tapi jangan salah,aku dan adik-adikku tidak pernah dimanja.. Ibu bukan tipe penurut yang selalu memberikan apa yang kami minta,terutama kebutuhan sendiri.. Telepon seluler adalah benda yang harus kami perjuangkan sendir

pojok,terpojok,dipojok.

rasanya mungkin tak pernah bisa diungkapkan.. mungkin jiwa yang lelah berkata, hanya bisa dipendam di pojok! resah,karena terabaikan.. tak berhenti karena ketidakpedulian.. kali ini harus aku ungkapkan, ITU BUKAN GAYAKU! sepertinya tangan ini lelah menulis, tapi pojok ini telah penuh! bisakah sedikit berkurang? aku hanya mampu menulis,tak bisa berucap. mungkin ini yang menjadi kelemahanku.. tapi aku tak mau menyesali itu.. sedikit bicara itu gayaku,, mengalami banyak masalah dengan bicara,mereka tidak mengerti bila tidak berbicara. aku takut berucap,tapi pojok ini semakin penuh! aku berkata POJOK INI SEMAKIN PENUH!
Mungkin seringkali saya mengucapkan hal ini, saya tahu alasan mengapa berucap ini... semester empat begitu berat untuk dilalui.. itulah yang sering saya ungkapkan, terutama pada tugas yang membabi buta, begitu banyak tanpa adanya manajemen yang baik. Harus diakui bahwa saya sangat salah bila harus pergi dari semua kekacauan ini dengan menghindar ! Benci pada diri sendiri !! menjadi hal yang saya lakukan pertama kali, ketika ketidakmampuan itu mengalahkan keinginan, harapan dan cita-cita. Benci terhadap semua keputusan yang saya ambil !! saya menjadi orang yang serba salah, mereka tak mau dengar dan diriku sendiri yang berusaha memperbaiki apa yang buruk. namun sayangnya, HAL ITU BERTAMBAH BURUK !! Benci terhadap semua yang saya lakukan !! Sepertinya tindakan yang saya lakukan adalah suatu kesalahan besar. tidak bisa diulang maupun dianulir. Rasanya belum puas untuk menumpahkan seluruh kekesalan saya pada diri sendiri. Bodoh, jika menangis !! Tapi apa yang harus aku lakuk