para penikmat jalan

Mereka yang hanya bernyanyi..
Mereka yang hanya meminta belas kasih.
Aku tahu mereka sadar, pelangi akan selalu hadir ketika hujan berhenti. Bahkan nyanyian mereka terdengar sengau dan tak bertenaga.
"Tuhan itu Maha Adil", ucap seorang pengemis di pinggiran Gedung Agung. Ia mengerti bahwa Tuhan itu tidak tidur. Di sela-sela perbincangan, ia terus mengucapkan bahwa Tuhan selalu melindunginya.
Sekilas, aku tak mempercayainya. Jaman sekarang tiap orang bisa akting dan berlagak seperti orang yang beragama. Tapi entah mengapa aku hanya bisa menelan ludah, berbisik dan seakan menyerah.
Cukup. Penderitaan ini tiada akhir. Anak itu harus sekolah, walaupun seorang ibu harus jauh dari anaknya.

Aku menyadari posisiku kurang sepadan untuk mengatakan seperti itu. Aku butuh ruang, butuh kebebasan untuk melakukan hal yang tepat.
Tapi, dia tidak menyerah. Aku berkatan, "Sudah. Tidak ada pertanyaan lagi." Sayangnya, kebosanan tidak menjangkitinya. Aku bisa saja langsung pergi. Bisa, tapi..

"Ma, aku pengen es kelapa," pinta anak pada seorang ibu. Aku terenyuh, sang ibu tak bisa menurutinya. Tapi aku menolongnya.
Sayang sekali, ia meminta lagi. Tidak semua saja kau habiskan ha?? Hampir saja emosi.
Tapi aku berpikir bila suatu saat aku berada di posisi mereka.
Sekali lagi, mereka yang menikmati jalan. Sebuah jalan sebagai sumber penghidupan mereka.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Aaaaaaaaaaaaaaaaarrgh !!

KKN itu (2)

Cinta (Rose) Ala LEE HI