waktu, entah kapan


Perlahan tapi pasti, kini aku hampir menyelesaikan semester 4 (dengan lelah dan menumpuknya tugas). Tantangan dan juga semangat, aku rasa masih tersisa dan belum juga mencapai kata selesai ! Bahkan tahun 2011 ini juga berjalan menuju tahun ke 2 aku bersama kawan-kawan RLKK (Rinai Lembah Kali Kuning) dalam keanggotaannya bersama KPALH Setrajana. Usaha yang tidak sia-sia ketika berjuang bersama, aku tekankan sekali lagi “Berjuang Bersama”. Tidak dapat kupungkiri bahwa aku sempat merasa jenuh bahwa semua ini telah meringkuk di pundak, segala beban dan juga rencana-rencana yang entah kapan terlaksana.
Begitu semuanya menjadi sebuah pertanyaan besar “Apakah aku berkompeten untuk melakukan ini ?” Ketika semua sibuk juga dengan pertanyaan masing-masing begitu juga denganku, maka dengan optimis aku ucapkan ”Entah” bahkan ”Biarkan waktu”.
Tapi bagi yang lain itu semua hanya omong kosong, ketika sebuah jarum jam menunjukkan angka keterpurukkan atau bahkan lebih parah “KEMATIAN!” Well, Tuhan bukan Jahat, Tuhan hanya memberikan kesempatan. Itulah yang harus dimanfaatkan, kesempatan yang nantinya sanggup mengubah tepung menjadi sebongkah roti dan bukan waktu! Munafik bila dikatakan siap, tentu saja semua hal di dunia ini diawali dengan ketidaksiapan, belum mampu, belum bisa dan berbagai macam keraguan. Tentu dibalik itu semua ada faktor lain yang bernama USAHA ! Entah mengapa ini dikatakan kata menarik yang terus aku gunakan ketika menjalani kegiatan. Aku berusaha untuk baik-baik saja dalam hal menggunakan kemampuanku. Maksudnya ? Aku marah karena aku tidak mampu, tapi paling sedih ketika tidak berusaha. Tentunya mengasihani diri sendiri merupakan hal yang terpahit.
Ceritamu bahkan ceritaku, maaf bila aku egois! Tapi aku telah berusah menghindari seluruh kendala yang ada. Ibu, sosok yang aku hormati dan segani dengan berbagai caranya berusaha melindungiku dan begitu juga denganku yang amat sangat menghormatinya. Aku menghargai seluruh usahanya dengan berbagai cerita yang ada, sedih dan merasa terharu. Ibu = orang terbaik.
Lagi-lagi merasa bahwa bukan terbaik, aku masuk dan diterima. Dahsyat dan setengah mati. Berjuang lagi dan berusaha lagi ! Tapi sekali lagi maaf, aku bukan yang terbaik. Hal terbaik yang bisa aku lakukan ialah ”Berusaha”. Tuhan memberikan segalanya dalam hidupku termasuk ibu. Entah mengapa tulisan ini seharusnya aku publish tepat hari Ibu tanggal 22 Desember, tapi aku malah sibuk dengan kuliah padat dan tugas observasi. Aku menyalin kata-kata di atas, ceritamu bahkan ceritaku. Bagiku cerita ibu mengenai ceritaku adalah dongeng terindah yang membuatku nyaman menjadi anakmu.
Ibu dan KPALH Setrajana, dua bagian dalam hidupku yang juga membentukku menjadi seperti ini. Terima kasih kepada keduanya, aku banyak memberikan kerepotan pada mereka. Egois dan sikap burukku, terima kasih telah menampung itu semua. Tapi di luar itu, permintaan maaf yang patut saya berikan kepada mereka.
”Maaf, bukan menjadi yang terbaik!”
”Maaf, sifat burukku masih saja aku lakukan!”
”Maaf, telah banyak merepotkan!”


Tidak mudah memberikan judul pada artikel ini, yang pasti aku merasa lega telah menumpahkan semua kata-kata yang tersimpan tapi belum sempat tersampaikan secara langsung.

-terima kasih-

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Aaaaaaaaaaaaaaaaarrgh !!

KKN itu (2)

Cinta (Rose) Ala LEE HI