Semester penuh derita ...


Semester lima telah usai, guys ! Entah mengapa semester lalu itu penuh dengan derita. Yap, benar sekali, mata kuliah sebagian besar adalah praktik, selain itu hanya Tuhan yang tahu. Well, mulai semester kemarin, aku lebih melalui jalur aman. Tidak lagi menggunakan susunan kelompok seperti biasa, tapi kini aku menjadi cewek yang pemilih. Kenapa ? Yah, karena aku tidak mau lagi ada yang cuma support ide tanpa penyelesaian.
Semester enam kini sedang berlangsung. Begitu terlihat seperti pemburu kelompok, aku menjadi pemilih. Aku lebih memilih untuk pindah kelompok dari pada satu kelompok dengan orang yang tidak bisa bekerja, egois dan maunya yang terus dituruti. Akibatnya, ide-ide yang bagus tidak ada realisasinya.
Aku berbicara ngawur kali ini. Yak arena sebentar lagi, aku harus mengikuti KKN. Sinjai, adalah tempat tujuannya. Jauh ? Iyalah, di Makassar lebih tepatnya. Aku tidak tahu kenapa ingin ke Makassar. Bahkan aku lebih memilih untuk KKN di kota Yogya saja, di Kraton mungkin. Ah, sudahlah. Aku mantabkan keinginannku untuk pergi ke Makassar.
Rapat kelompok selalu dijalankan dengan rutin, bahkan seminggu sekali yang harus membayar 10 ribu rupiah. Tidak datang ? Ada denda yang membuat rapat tersebut terkesan sangat-sangat-sangat WAJIB. Denda sebesar 5000 sangat berat. Kenapa ? Mereka seenaknya cari jam atau waktu saat aku sedang sibuk (kerja). Lalu aku harus bayar 5000 ? Padahal aku tidak mengiyakan jadwal rapat yang sangat aneh itu.
Kedua, materi rapat yang tidak pernah ada progres (kemajuan). Yang dibahas hanya itu-itu saja.
Aku tidak tahu, terjebak dalam kelompok KKN ? PASTINYA !!! Aku heran, untuk masalah transport, memang tidak ada masalah. Namun kehidupan di sana ? Apakah dijamin ?
Pertanyaan ini seharusnya tertuju pada Kormanit. Tapi sayangnya, si Komater tidak pernah menyalurkan aspirasiku. Dia diam ! Aneh, sangat aneh ! Sebenarnya, banyak hal yang ingin aku ceritakan atau aku ungkapkan di sini. Komater yang tidak bisa menyalurkan aspirasi bawahannya lah, dia juga hanya “manut-manut” saja dengan berbagai pendapat yang terkesan menekan “KLASTERNYA SENDIRI”.
Hei, ini ada apa ? Bisakah kamu membela diri ?
Belum lagi dengan teman satu klaster yang aku anggap dia terlalu tertutup atas pendapat orang. Kenapa ? Kalau di kampusku emang susah kalau jualan gimana ? Memang buktinya seperti itu.
Yah, beginilah unek-unek saya bulan-bulan ini. Belum lagi magang untuk mata kuliah jurnalisme penyiaran. Anehnya, magang itu kita harus keluar uang untuk biaya administrative. Hash !!!

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Aaaaaaaaaaaaaaaaarrgh !!

Kejutan Yang Gagal (Ups!!)

KKN itu (2)